Selepas UN
Setelah selesai UN, timbul rasa bimbang dihati saya. Saya ingin melanjutkan pendidikan saya sampai ke perguruan tinggi, tapi apa daya faktor ekonomi menjadi tembok penghalang bagi saya untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sebagai anak pertama, saya tidak mau membebani orang tua untuk menanggung biaya pendidikan saya. Saya sempat berniat untuk mengikuti seleksi SNMPTN, tapi karena beberapa pertimbangan, saya mengurungkan niat saya tersebut dan memutuskan untuk mencari kerja dulu, baru setelah itu, tahun depannya saya melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri. Tapi, saat itu ijazah belum keluar, jadin saya berniat untuk melamar pekerjaan setelah ijazah keluar.
Setelah selesai UN, timbul rasa bimbang dihati saya. Saya ingin melanjutkan pendidikan saya sampai ke perguruan tinggi, tapi apa daya faktor ekonomi menjadi tembok penghalang bagi saya untuk mewujudkan keinginan tersebut. Sebagai anak pertama, saya tidak mau membebani orang tua untuk menanggung biaya pendidikan saya. Saya sempat berniat untuk mengikuti seleksi SNMPTN, tapi karena beberapa pertimbangan, saya mengurungkan niat saya tersebut dan memutuskan untuk mencari kerja dulu, baru setelah itu, tahun depannya saya melanjutkan kuliah dengan biaya sendiri. Tapi, saat itu ijazah belum keluar, jadin saya berniat untuk melamar pekerjaan setelah ijazah keluar.
Hari-hari liburan saya terasa sangat tak bermakna. Disaat teman-teman saya sibuk mengikuti seleksi SNMPTN diberbagai Perguruan Tinggi, saya hanya bisa berdiam diri menunggu ijazah keluar untuk melamar pekerjaan. Untuk membunuh waktu saya yang terasa sia-sia, tiap hari saya datang ke sekolah. Kebetulan saat itu disekolah saya sedang membuka Pendaftaran Siswa Baru. Jadi, daripada saya hanya bisa berdiam diri tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat, lebih baik saya membantu untuk menjadi Panitia Pendaftaran Siswa Baru.
Suatu ketika saya sempat diberi formulir oleh guru saya untuk melanjutkan kuliah di STT YPM Sidoarjo karena guru saya juga tahu jika saya sangat ingin melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Guru saya mengatakan jika saya melanjutkan kuliah di-STT YPM Sidoarjo, saya bisa kuliah dengan setengah biaya karena setiap siswa lulusan SMA ataupun SMK yang berada dibawah naungan YPM (Yayasan Pendidikan & Soial Ma’arif) akan mendapat potongan biaya kuliah. Saya sangat senang mengenai hal itu dan sempat berfikir mungkin keinginan saya untuk kuliah akan bisa segera terwujud. Tetapi karena pertimbangan yang sama, saya membatalkan untuk melanjutkan kuliah dan saya bilang kepada guru saya bahwa saya ingin bekerja dulu, baru kemudian tahun depan saya melanjutkan kuliah.
Keputusan saya untuk menunda kuliah sampai tahun depan ternyata terdengar sampai ke telinga kepala sekolah saya. Suatu saat ketika saya masuk kedalam kantor sekolah, kepala sekolah memanggil saya dan menanyakan alasan saya kenapa menunda kuliah sampai tahun depan. Setelah saya menceritakan semua alasan saya untuk menunda kuliah, beliau menyarankan saya untuk tetap maju melanjutkan kuliah di-STT YPM Sidoarjo. Beliau juga bilang bahwa beliau akan merekomendasikan saya agar bisa kuliah di STT YPM Sidoarjo secara gratis melalui program beasiswa. Setelah saya pertimbangkan lagi, saya menerima saran dan masukan dari kepala sekolah. Tapi kepala sekolah juga meminta saya untuk membantu pekerjaan TU (Tata Usaha) disekolah, sehingga saya harus mengambil kuliah malam. Dari kegiatan membantu pekerjaan TU itulah nantinya saya akan menerima sedikit imbalan untuk menambah uang saku kuliah.
Kepala sekolah saya memiliki niat baik untuk membantu saya melanjutkan pendidikan dan setidaknya beliau juga membantu saya untuk mencari “uang saku” sendiri. Oleh karena itu, saya menerima saran beliau untuk melanjutkan pendidikan di-STT YPM Sidoarjo dan turut menjadi tenaga TU disekolah. Karena alasan akan menjadi tenaga TU itulah, setiap hari saya rela datang ke sekolah. Disekolah, saya mempelajari apa-apa saja tugas dari tenaga TU. Selain itu, saat itu saya juga aktif dalam kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru, karena saya ditunjuk kepala sekolah untuk menjadi penanggung jawab.
Info Beasiswa Ikatan Dinas Sinarmas
Suatu hari, ditengah kegiatan saya sebagai Panitia Penerimaan Siswa Baru, sekolah saya didatangi beberapa orang dari PT. Tjiwi Kimia. Seperti yang diketahui, PT. Tjiwi Kimia adalah salah satu anak perusahaan dari Sinarmas yang berada didaerah Mojokerto. Maksud kedatangan pihak PT. Tjiwi Kimia tersebut adalah untuk membagikan formulir pendaftaran kuliah di ITSB (Institut Teknologi dan Sains Bandung). Tetapi, formulir yang dibagikan hanya untuk program studi khusus, yaitu Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas. Dimana program studi tersebut terdapat beasiswa dari Sinarmas dan juga ikatan dinas selama 8 tahun. Sesaat setelah pihak dari PT. Tjiwi Kimia meninggalkan sekolah, saya dipanggil oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dan diberitahu tentang adanya program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas tersebut. Awalnya saya ragu untuk mengambilnya. Disamping belum mengenal ITSB, saya juga merasa ragu akan izin orang tua, karena tempat kuliah yang berada jauh dari kampung halaman. Tapi, karena niat saya untuk melanjutkan pendidikan sudah bulat, saya mencoba untuk meminta izin kepada orang tua saya. Sore harinya ketika saya pulang dari sekolah, saya bercerita kepada orang tua saya tentang adanya kuliah dengan program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas, tapi tempat kuliah berada di daerah Bekasi. Kemudian saya langsung meminta izin untuk mengikutinya. Awalnya saya ragu akan diberikan izin, tetapi semua berbeda dengan apa yang saya fikir. Ternyata orang tua saya memberikan saya izin untuk mengikutinya. Betapa senangnya saya saat itu. Esok harinya saya langsung mengambil formulir pendaftaran disekolah saya yang sebelumnya telah diserahkan oleh pihak dari PT. Tjiwi Kimia. Setelah mengambil formulir, saya segera melengkapi persyaratan-persyaratan apa saja yang dibutuhkan. Selang 2 hari setelah persyaratan lengkap, saya segera mengumpulkan kembali formulir beserta persyaratan-persyaratannya.
Setelah formulir dan berbagai persyaratannya telah saya kumpulkan, saya tinggal menunggu telepon dari pihak PT. Tjiwi Kimia untuk mengikuti seleksi/test masuk. Dimana test tersebut meliputi test akademik, psikotest, dan interview. Beberapa hari kemudian saya menerima telepon dari PT. Tjiwi Kimia untuk mengikuti test. Test yang diadakan di PT. Tjiwi Kimia dilakukan secara bertahap, yaitu hari pertama dilakukan test akademik, hari kedua dilakukan psikotest, setelah itu terdapat jeda satu minggu untuk pengumuman tahap 1, yaitu pengumuman tentang siapa saja yang lolos test akademik dan psikotest. Bagi siswa yang lolos seleksi tahap 1, mereka akan menjalani test akhir, yaitu interview yang kemudian hasil akhirnya akan diumumkan sebulan kemudian.
Menghadapi Test Seleksi
Tiba saatnya bagi saya untuk menjalani seleksi tahap pertama. Terdapat 43 siswa yang mengikuti seleksi tersebut. Dihari pertama saya menjalani test akademik. Saya yang berlatarbelakang sebagai siswa SMK awalnya merasa pesimis untuk bisa lolos seleksi tahap 1 karena soal-soal yang diujikan jauh lebih dalam dari apa yang saya pelajari di SMK. Bagi siswa SMA, mungkin soal-soal yang diujikan telah menjadi “makanan sehari-hari” mereka. Tapi, berbeda dengan siswa SMK yang memang kurikulumnya sedikit berbeda. Saya sempat berfikir, mungkin hanya keajaiban yang bisa membuat saya lolos test ini. Tapi apapun itu, saya berusaha untuk bisa melakukan sesuatu yang terbaik. Walaupun saya merasa kesulitan dalam mengikuti test akademik dihari pertama, tapi saya seakan mempunyai suatu keyakinan bisa melewati psikotest dengan baik dihari kedua. Dihari kedua, saya mengikuti psikotest. Bisa dikatakan psikotest itu adalah harapan terbesar saya untuk bisa lolos setelah dihari sebelumnya saya merasa seakan tidak ada harapan untuk bisa lolos test akademik.
Setelah test akademik dan psikotest telah saya lalui, kini tinggal menunggu seminggu untuk pengumuman tahap 1. Waktu seminggu untuk menunggu sebuah penguman bukan merupakan waktu yang singkat bagi saya. Harapan untuk bisa lolos dan bisa kuliah membuat saya tidak sabar untuk menerima pengumuman. Hal itu juga-lah yang membuat waktu seminggu terasa begitu lama. Waktu seminggu pun tiba, saya dan salah satu teman dekat saya yang juga mengikuti seleksi, segera pergi ke PT. Tjiwi Kimia untuk melihat pengumuman yang sebenarnya pengumuman juga bisa diterima melalui telepon, tapi saat itu saya merasa tidak sabar untuk menunggu telepon, jadi saya putuskan untuk langsung melihat pengumuman di PT. Tjiwi Kimia. Ketika sampai di PT. Tjiwi Kimia, ternyata pengumumannya diundur sampai besoknya. Saya sempat merasa kecewa dengan hal itu, tapi saya harus sabar menunggu hari besok. Esok harinya, saya menerima telepon dari PT. Tjiwi Kimia dan dikatakan bahwa saya lolos seleksi tahap 1. Saya merasa senang, walaupun tinggal satu lagi ujian yang harus saya lewati, yaitu psikotest, tapi setidaknya saya sebagai siswa SMK bisa lolos seleksi diantara dominasi siswa SMA yang mengikuti seleksi tersebut. Untuk bisa mengetahui lebih lanjut tentang siapa-siapa saja yang lolos seleksi tahap 1, saya pergi ke PT. Tjiwi Kimia. Ternyata dari 43 siswa yang mengikuti seleksi, hanya 17 yang lolos seleksi tahap 1 yang kemudian ke-17 siswa yang lolos tersebut akan menjalani test akhir, yaitu interview. Orang tua saya apresiatif terhadap saya karena saya bisa lolos seleksi tahap pertama. Ayah saya yang hanya tamatan SMP, dari awal mempunyai keinginan untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi atau setidaknya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi darinya. Saya memang mempunyai keinginan untuk bisa kuliah dan mewujudkan keinginan ayah saya. Tapi sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, saya juga sadar akan kondisi keluarga. Saya tidak mau merepotkan orang tua terutama ayah saya untuk mengeluarkan biaya demi kuliah saya. Sudah cukup ayah menanggung beban untuk menafkahi keluarga dan membiayai sekolah kedua adik saya yang masing-masing duduk di bangku SD dan SMP, saya tidak mau menambah beban lebih dari itu. Untungnya ada program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas, setidaknya masih ada harapan bagi saya untuk bisa mewujudkan keinginan ayah tanpa harus merepotkan ayah unuk mengeluarkan biaya. Guru-guru saya yang tahu jika saya lolos pun sangat apresiatif. Bahkan salah seorang guru yang selama itu menjadi guru terdekat saya juga tak henti-hentinya memberi support kepada saya untuk tetap berjuang demi mewujudkan keinginan saya untuk bisa kuliah.
Tibalah saat bagi saya untuk menjalani test akhir, interview. Saat interview saya berusaha untuk tenang menjalani interview tersebut. Masing-masing siswa diberi jatah waktu 20 menit untuk menjalani interview. Sebelum masuk kedalam ruangan interview saya merasa cemas kalau-kalau saya tidak bisa menjalani interview dengan baik. Tapi saya mencoba untuk terus memotivasi diri saya sendiri. Saat masuk kedalam ruang interview, atmosfer berbeda saya rasakan. Rasa cemas dan gugup bercampur jadi satu. Tapi sekali lagi, saya berusaha untuk tetap tenang. Diawal-awal interview saya memang merasa agak gugup, tapi untuk selanjutnya saya menikmati pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Waktu interview untuk saya pun berakhir, dan saat itu saya hanya bisa bersabar menanti waktu satu bulan untuk pengumuman akhir.
Waktu satu minggu yang sebelumnya untuk menanti pengumuman tahap 1 sangat membuat saya bosan untuk menunggu, dan sekarang saya harus bersabar selama satu bulan untuk menunggu pengumuman akhir. Untuk mengusir kebosanan itu, seperti biasa, saya pergi ke sekolah. Kebetulan saat itu Penerimaan Siswa Baru disekolah saya belum ditutup jadi saya bisa kembali menjadi panitia lagi dan mempelajari tugas-tugas TU disekolah lagi, tujuannya adalah andaikan saya tidak lolos dalam pengumuman akhir nanti, saya bisa siap menjadi tenaga TU disekolah dan saya akan menjalani kuliah di STT YPM Sidoarjo.
Pengumuman Tahap Akhir
Waktu terus berjalan, dan akhirnya waktu satu bulan itu-pun tiba. Awalnya diberitahukan bahwa pengumuman akhir adalah tanggal 1 Agustus 2012, tapi pada tanggal 25 Juli 2012 saya sudah mendapat telepon dari pihak PT. Tjiwi Kimia dan dikatakan bahwa saya adalah salah satu dari dua siswa yang lolos sampai ke tahap akhir. Betapa senangnya saya saat itu. Rasa bahagia yang saya rasakan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya seakan tidak percaya kalau saya bisa lolos sampai tahap akhir. Pada saat saya menerima telepon, ibu sedang bersama saya. Ibu adalah orang pertama yang tahu tentang hasil pengumuman tersebut. Ibu juga merasa senang mendengar pengumuman bahwa saya lolos seleksi. Ibu bilang kepada saya bahwa setiap kali beliau berdoa diakhir sholatnya untuk kesuksesan saya menjalani seleksi, rasanya doa yang beliau panjatkan itu terasa “nyambung”. Dan mungkin pengumuman akhir itu adalah jawaban atas doa-doa yang ibu panjatkan. Hati saya seakan bergetar mendengar hal itu. Beberapa hari setelah pengumuman itu, ibu saya mengadakan syukuran kecil-kecilan sebagai tanda syukur karena tahun ini saya bisa kuliah.
Dan sekarang saya telah menjadi salah satu mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Bandung. Sungguh pencapaian yang luar biasa menurut saya karena saya bisa sampai disini. Saya bertekad untuk menjadi lebih baik disini. Saya tidak mau menyia-nyiakan hasil kerja keras saya, doa, serta support orang-orang terdekat untuk bisa masuk ke ITSB. Saya menyadari, bahwa ini hanyalah setitik kesuksesan yang saya dapat, dan saya ingin mencapai kesuksesan-kesuksesan yang lain. Untuk itu saya harus belajar dengan sungguh-sungguh disini, serta tidak lupa untuk tetap berdoa, karena apalah arti kesuksesan jika tidak disertai dengan doa. Saya selalu mengingat kata-kata yang diberikan oleh ayah, yaitu “kesuksesan yang kamu peroleh bukan semata-mata karena kerja keras atau kepintaranmu saja, tapi kesuksesanmu juga karena ada doa-doa yang kamu panjatkan diantara kerja kerasmu”.
Itulah sedikit pengalaman yang dapat saya ceritakan, semoga apa yang tertulis dalam posting ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Suatu ketika saya sempat diberi formulir oleh guru saya untuk melanjutkan kuliah di STT YPM Sidoarjo karena guru saya juga tahu jika saya sangat ingin melanjutkan pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Guru saya mengatakan jika saya melanjutkan kuliah di-STT YPM Sidoarjo, saya bisa kuliah dengan setengah biaya karena setiap siswa lulusan SMA ataupun SMK yang berada dibawah naungan YPM (Yayasan Pendidikan & Soial Ma’arif) akan mendapat potongan biaya kuliah. Saya sangat senang mengenai hal itu dan sempat berfikir mungkin keinginan saya untuk kuliah akan bisa segera terwujud. Tetapi karena pertimbangan yang sama, saya membatalkan untuk melanjutkan kuliah dan saya bilang kepada guru saya bahwa saya ingin bekerja dulu, baru kemudian tahun depan saya melanjutkan kuliah.
Keputusan saya untuk menunda kuliah sampai tahun depan ternyata terdengar sampai ke telinga kepala sekolah saya. Suatu saat ketika saya masuk kedalam kantor sekolah, kepala sekolah memanggil saya dan menanyakan alasan saya kenapa menunda kuliah sampai tahun depan. Setelah saya menceritakan semua alasan saya untuk menunda kuliah, beliau menyarankan saya untuk tetap maju melanjutkan kuliah di-STT YPM Sidoarjo. Beliau juga bilang bahwa beliau akan merekomendasikan saya agar bisa kuliah di STT YPM Sidoarjo secara gratis melalui program beasiswa. Setelah saya pertimbangkan lagi, saya menerima saran dan masukan dari kepala sekolah. Tapi kepala sekolah juga meminta saya untuk membantu pekerjaan TU (Tata Usaha) disekolah, sehingga saya harus mengambil kuliah malam. Dari kegiatan membantu pekerjaan TU itulah nantinya saya akan menerima sedikit imbalan untuk menambah uang saku kuliah.
Kepala sekolah saya memiliki niat baik untuk membantu saya melanjutkan pendidikan dan setidaknya beliau juga membantu saya untuk mencari “uang saku” sendiri. Oleh karena itu, saya menerima saran beliau untuk melanjutkan pendidikan di-STT YPM Sidoarjo dan turut menjadi tenaga TU disekolah. Karena alasan akan menjadi tenaga TU itulah, setiap hari saya rela datang ke sekolah. Disekolah, saya mempelajari apa-apa saja tugas dari tenaga TU. Selain itu, saat itu saya juga aktif dalam kepanitiaan Penerimaan Siswa Baru, karena saya ditunjuk kepala sekolah untuk menjadi penanggung jawab.
Info Beasiswa Ikatan Dinas Sinarmas
Suatu hari, ditengah kegiatan saya sebagai Panitia Penerimaan Siswa Baru, sekolah saya didatangi beberapa orang dari PT. Tjiwi Kimia. Seperti yang diketahui, PT. Tjiwi Kimia adalah salah satu anak perusahaan dari Sinarmas yang berada didaerah Mojokerto. Maksud kedatangan pihak PT. Tjiwi Kimia tersebut adalah untuk membagikan formulir pendaftaran kuliah di ITSB (Institut Teknologi dan Sains Bandung). Tetapi, formulir yang dibagikan hanya untuk program studi khusus, yaitu Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas. Dimana program studi tersebut terdapat beasiswa dari Sinarmas dan juga ikatan dinas selama 8 tahun. Sesaat setelah pihak dari PT. Tjiwi Kimia meninggalkan sekolah, saya dipanggil oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dan diberitahu tentang adanya program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas tersebut. Awalnya saya ragu untuk mengambilnya. Disamping belum mengenal ITSB, saya juga merasa ragu akan izin orang tua, karena tempat kuliah yang berada jauh dari kampung halaman. Tapi, karena niat saya untuk melanjutkan pendidikan sudah bulat, saya mencoba untuk meminta izin kepada orang tua saya. Sore harinya ketika saya pulang dari sekolah, saya bercerita kepada orang tua saya tentang adanya kuliah dengan program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas, tapi tempat kuliah berada di daerah Bekasi. Kemudian saya langsung meminta izin untuk mengikutinya. Awalnya saya ragu akan diberikan izin, tetapi semua berbeda dengan apa yang saya fikir. Ternyata orang tua saya memberikan saya izin untuk mengikutinya. Betapa senangnya saya saat itu. Esok harinya saya langsung mengambil formulir pendaftaran disekolah saya yang sebelumnya telah diserahkan oleh pihak dari PT. Tjiwi Kimia. Setelah mengambil formulir, saya segera melengkapi persyaratan-persyaratan apa saja yang dibutuhkan. Selang 2 hari setelah persyaratan lengkap, saya segera mengumpulkan kembali formulir beserta persyaratan-persyaratannya.
Setelah formulir dan berbagai persyaratannya telah saya kumpulkan, saya tinggal menunggu telepon dari pihak PT. Tjiwi Kimia untuk mengikuti seleksi/test masuk. Dimana test tersebut meliputi test akademik, psikotest, dan interview. Beberapa hari kemudian saya menerima telepon dari PT. Tjiwi Kimia untuk mengikuti test. Test yang diadakan di PT. Tjiwi Kimia dilakukan secara bertahap, yaitu hari pertama dilakukan test akademik, hari kedua dilakukan psikotest, setelah itu terdapat jeda satu minggu untuk pengumuman tahap 1, yaitu pengumuman tentang siapa saja yang lolos test akademik dan psikotest. Bagi siswa yang lolos seleksi tahap 1, mereka akan menjalani test akhir, yaitu interview yang kemudian hasil akhirnya akan diumumkan sebulan kemudian.
Menghadapi Test Seleksi
Tiba saatnya bagi saya untuk menjalani seleksi tahap pertama. Terdapat 43 siswa yang mengikuti seleksi tersebut. Dihari pertama saya menjalani test akademik. Saya yang berlatarbelakang sebagai siswa SMK awalnya merasa pesimis untuk bisa lolos seleksi tahap 1 karena soal-soal yang diujikan jauh lebih dalam dari apa yang saya pelajari di SMK. Bagi siswa SMA, mungkin soal-soal yang diujikan telah menjadi “makanan sehari-hari” mereka. Tapi, berbeda dengan siswa SMK yang memang kurikulumnya sedikit berbeda. Saya sempat berfikir, mungkin hanya keajaiban yang bisa membuat saya lolos test ini. Tapi apapun itu, saya berusaha untuk bisa melakukan sesuatu yang terbaik. Walaupun saya merasa kesulitan dalam mengikuti test akademik dihari pertama, tapi saya seakan mempunyai suatu keyakinan bisa melewati psikotest dengan baik dihari kedua. Dihari kedua, saya mengikuti psikotest. Bisa dikatakan psikotest itu adalah harapan terbesar saya untuk bisa lolos setelah dihari sebelumnya saya merasa seakan tidak ada harapan untuk bisa lolos test akademik.
Setelah test akademik dan psikotest telah saya lalui, kini tinggal menunggu seminggu untuk pengumuman tahap 1. Waktu seminggu untuk menunggu sebuah penguman bukan merupakan waktu yang singkat bagi saya. Harapan untuk bisa lolos dan bisa kuliah membuat saya tidak sabar untuk menerima pengumuman. Hal itu juga-lah yang membuat waktu seminggu terasa begitu lama. Waktu seminggu pun tiba, saya dan salah satu teman dekat saya yang juga mengikuti seleksi, segera pergi ke PT. Tjiwi Kimia untuk melihat pengumuman yang sebenarnya pengumuman juga bisa diterima melalui telepon, tapi saat itu saya merasa tidak sabar untuk menunggu telepon, jadi saya putuskan untuk langsung melihat pengumuman di PT. Tjiwi Kimia. Ketika sampai di PT. Tjiwi Kimia, ternyata pengumumannya diundur sampai besoknya. Saya sempat merasa kecewa dengan hal itu, tapi saya harus sabar menunggu hari besok. Esok harinya, saya menerima telepon dari PT. Tjiwi Kimia dan dikatakan bahwa saya lolos seleksi tahap 1. Saya merasa senang, walaupun tinggal satu lagi ujian yang harus saya lewati, yaitu psikotest, tapi setidaknya saya sebagai siswa SMK bisa lolos seleksi diantara dominasi siswa SMA yang mengikuti seleksi tersebut. Untuk bisa mengetahui lebih lanjut tentang siapa-siapa saja yang lolos seleksi tahap 1, saya pergi ke PT. Tjiwi Kimia. Ternyata dari 43 siswa yang mengikuti seleksi, hanya 17 yang lolos seleksi tahap 1 yang kemudian ke-17 siswa yang lolos tersebut akan menjalani test akhir, yaitu interview. Orang tua saya apresiatif terhadap saya karena saya bisa lolos seleksi tahap pertama. Ayah saya yang hanya tamatan SMP, dari awal mempunyai keinginan untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi atau setidaknya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi darinya. Saya memang mempunyai keinginan untuk bisa kuliah dan mewujudkan keinginan ayah saya. Tapi sebagai anak pertama dari 3 bersaudara, saya juga sadar akan kondisi keluarga. Saya tidak mau merepotkan orang tua terutama ayah saya untuk mengeluarkan biaya demi kuliah saya. Sudah cukup ayah menanggung beban untuk menafkahi keluarga dan membiayai sekolah kedua adik saya yang masing-masing duduk di bangku SD dan SMP, saya tidak mau menambah beban lebih dari itu. Untungnya ada program beasiswa ikatan dinas dari Sinarmas, setidaknya masih ada harapan bagi saya untuk bisa mewujudkan keinginan ayah tanpa harus merepotkan ayah unuk mengeluarkan biaya. Guru-guru saya yang tahu jika saya lolos pun sangat apresiatif. Bahkan salah seorang guru yang selama itu menjadi guru terdekat saya juga tak henti-hentinya memberi support kepada saya untuk tetap berjuang demi mewujudkan keinginan saya untuk bisa kuliah.
Tibalah saat bagi saya untuk menjalani test akhir, interview. Saat interview saya berusaha untuk tenang menjalani interview tersebut. Masing-masing siswa diberi jatah waktu 20 menit untuk menjalani interview. Sebelum masuk kedalam ruangan interview saya merasa cemas kalau-kalau saya tidak bisa menjalani interview dengan baik. Tapi saya mencoba untuk terus memotivasi diri saya sendiri. Saat masuk kedalam ruang interview, atmosfer berbeda saya rasakan. Rasa cemas dan gugup bercampur jadi satu. Tapi sekali lagi, saya berusaha untuk tetap tenang. Diawal-awal interview saya memang merasa agak gugup, tapi untuk selanjutnya saya menikmati pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Waktu interview untuk saya pun berakhir, dan saat itu saya hanya bisa bersabar menanti waktu satu bulan untuk pengumuman akhir.
Waktu satu minggu yang sebelumnya untuk menanti pengumuman tahap 1 sangat membuat saya bosan untuk menunggu, dan sekarang saya harus bersabar selama satu bulan untuk menunggu pengumuman akhir. Untuk mengusir kebosanan itu, seperti biasa, saya pergi ke sekolah. Kebetulan saat itu Penerimaan Siswa Baru disekolah saya belum ditutup jadi saya bisa kembali menjadi panitia lagi dan mempelajari tugas-tugas TU disekolah lagi, tujuannya adalah andaikan saya tidak lolos dalam pengumuman akhir nanti, saya bisa siap menjadi tenaga TU disekolah dan saya akan menjalani kuliah di STT YPM Sidoarjo.
Pengumuman Tahap Akhir
Waktu terus berjalan, dan akhirnya waktu satu bulan itu-pun tiba. Awalnya diberitahukan bahwa pengumuman akhir adalah tanggal 1 Agustus 2012, tapi pada tanggal 25 Juli 2012 saya sudah mendapat telepon dari pihak PT. Tjiwi Kimia dan dikatakan bahwa saya adalah salah satu dari dua siswa yang lolos sampai ke tahap akhir. Betapa senangnya saya saat itu. Rasa bahagia yang saya rasakan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Saya seakan tidak percaya kalau saya bisa lolos sampai tahap akhir. Pada saat saya menerima telepon, ibu sedang bersama saya. Ibu adalah orang pertama yang tahu tentang hasil pengumuman tersebut. Ibu juga merasa senang mendengar pengumuman bahwa saya lolos seleksi. Ibu bilang kepada saya bahwa setiap kali beliau berdoa diakhir sholatnya untuk kesuksesan saya menjalani seleksi, rasanya doa yang beliau panjatkan itu terasa “nyambung”. Dan mungkin pengumuman akhir itu adalah jawaban atas doa-doa yang ibu panjatkan. Hati saya seakan bergetar mendengar hal itu. Beberapa hari setelah pengumuman itu, ibu saya mengadakan syukuran kecil-kecilan sebagai tanda syukur karena tahun ini saya bisa kuliah.
Dan sekarang saya telah menjadi salah satu mahasiswa Institut Teknologi dan Sains Bandung. Sungguh pencapaian yang luar biasa menurut saya karena saya bisa sampai disini. Saya bertekad untuk menjadi lebih baik disini. Saya tidak mau menyia-nyiakan hasil kerja keras saya, doa, serta support orang-orang terdekat untuk bisa masuk ke ITSB. Saya menyadari, bahwa ini hanyalah setitik kesuksesan yang saya dapat, dan saya ingin mencapai kesuksesan-kesuksesan yang lain. Untuk itu saya harus belajar dengan sungguh-sungguh disini, serta tidak lupa untuk tetap berdoa, karena apalah arti kesuksesan jika tidak disertai dengan doa. Saya selalu mengingat kata-kata yang diberikan oleh ayah, yaitu “kesuksesan yang kamu peroleh bukan semata-mata karena kerja keras atau kepintaranmu saja, tapi kesuksesanmu juga karena ada doa-doa yang kamu panjatkan diantara kerja kerasmu”.
Itulah sedikit pengalaman yang dapat saya ceritakan, semoga apa yang tertulis dalam posting ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.