Ada sebuah lelucon menarik tentang kopi misalnya, ada yang mengatakan, "saya tidak bermasalah dengan kafein. Saya akan bermasalah jika tanpanya". Ungkapan ini sedikit banyak menjadi cermin masyarakat modern yang tidak bisa hidup tanpa kopi. Minuman itu seakan sudah menjadi teman setia pada pagi, siang, ataupun malam.
Kopi memang nikmat jika diminumsaat bersantai atau pekerjaan menumpuk. Kopi juga cocok dipadukan dengan makanan lain seperti donat atau brownies.
Bisnis kopi pun telah menjadi bisnis puluhan dolar yang hanya mampu disaingi bisnis minyak bumi. Karena perdagangan dan unit bisnisnya yang luas, kopi menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua didunia setelah minyak bumi dengan nilai lebih dari USD 60 milyar atau setara dengan Rp.540 triliun.
Di Indonesia kultur minuman kopi identik dengan aktivitas begadang yang sering dilakukan orang. Contohnya menonton bola. Tak heran, Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar keempat didunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Sejarah panjang minuman legendaris tersebut konon berasal dari salah satu tempat di Etiopia. Saat itu seorang penggembala bingung karena kambing yang digembalanya tiba-tiba bersemangat dan menari-nari setelah memakan biji tanaman. Penjelajah dari Timur Tengah kemudian membawa biji kopi dari Etiopia dan ditumbuhkembangkan kali pertama di Yaman.
Kata kopi berasal dari Bahasa Arab, "qahwah". Kata itu biasa digunakan untuk sebuah minuman dari buah tanaman kopi Arabika yang direbus. Meski berasal dari kawasan Arab, kopi pernah dilarang dikonsumsi pada tahun 1512 hingga 1524. Ada yang menyebut bahwa kopi memiliki kandungan mirip minuman keras kala itu.
Pada akhir abad ke-16, para pedagang kali pertama memperkenalkan kopi ke kultur Eropa. Kopi pun menjadi bisnis yang menguntungkan bagi pedagang-pedagang Venesa pada tahun 1615. Kopi menjadi semakin populer pada akhir abad ke-17. Tak heran, kedai kopi menjadi bagian dari kultur sosial yang bertahan lebih dari 4000 tahun.
Seiring meningkatnya permintaan kopi dan perkembangan kultur, kafe yang menjual kopi pun semakin banyak. Kopi semakin sering dikonsumsi, terutama saat istirahat dalam beraktivitas. Dari sini pula pupoler istilah "Coffee Break" yang digunakan saat rehat sambil minum kopi dan memakan snack.
Meski memberi manfaat bagi tubuh, kopi juga memberi efek negatif. "Kopi bisa dikonsumsi kapan saja. Namun, sering mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang berlebih bisa merusak jantung. Resikonya bisa jadi gagal jantung", ujar Prof. Dr. dr. Djoko Soemantri, dokter kardiologi Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya.
Kopi memang nikmat jika diminumsaat bersantai atau pekerjaan menumpuk. Kopi juga cocok dipadukan dengan makanan lain seperti donat atau brownies.
Bisnis kopi pun telah menjadi bisnis puluhan dolar yang hanya mampu disaingi bisnis minyak bumi. Karena perdagangan dan unit bisnisnya yang luas, kopi menjadi komoditas perdagangan terbesar kedua didunia setelah minyak bumi dengan nilai lebih dari USD 60 milyar atau setara dengan Rp.540 triliun.
Di Indonesia kultur minuman kopi identik dengan aktivitas begadang yang sering dilakukan orang. Contohnya menonton bola. Tak heran, Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar keempat didunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Sejarah panjang minuman legendaris tersebut konon berasal dari salah satu tempat di Etiopia. Saat itu seorang penggembala bingung karena kambing yang digembalanya tiba-tiba bersemangat dan menari-nari setelah memakan biji tanaman. Penjelajah dari Timur Tengah kemudian membawa biji kopi dari Etiopia dan ditumbuhkembangkan kali pertama di Yaman.
Kata kopi berasal dari Bahasa Arab, "qahwah". Kata itu biasa digunakan untuk sebuah minuman dari buah tanaman kopi Arabika yang direbus. Meski berasal dari kawasan Arab, kopi pernah dilarang dikonsumsi pada tahun 1512 hingga 1524. Ada yang menyebut bahwa kopi memiliki kandungan mirip minuman keras kala itu.
Pada akhir abad ke-16, para pedagang kali pertama memperkenalkan kopi ke kultur Eropa. Kopi pun menjadi bisnis yang menguntungkan bagi pedagang-pedagang Venesa pada tahun 1615. Kopi menjadi semakin populer pada akhir abad ke-17. Tak heran, kedai kopi menjadi bagian dari kultur sosial yang bertahan lebih dari 4000 tahun.
Seiring meningkatnya permintaan kopi dan perkembangan kultur, kafe yang menjual kopi pun semakin banyak. Kopi semakin sering dikonsumsi, terutama saat istirahat dalam beraktivitas. Dari sini pula pupoler istilah "Coffee Break" yang digunakan saat rehat sambil minum kopi dan memakan snack.
Meski memberi manfaat bagi tubuh, kopi juga memberi efek negatif. "Kopi bisa dikonsumsi kapan saja. Namun, sering mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang berlebih bisa merusak jantung. Resikonya bisa jadi gagal jantung", ujar Prof. Dr. dr. Djoko Soemantri, dokter kardiologi Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya.
0 komentar:
Posting Komentar